topbella

Saturday, May 5, 2012

Adab Berkunjung

Oleh: Ust Abu Bakr

Diantara sekian sarana yang dapat mempererat ukhuwah dan kasih sayang sesama muslim adalah dengan saling mengunjungi. Pernah suatu ketika seorang pergi mengunjungi saudaranya di desa yang lain. Di tengah jalan, nalaikat yang berwujud manusia bertanya kepadanya, “Mau kemanakah Anda?” Ia menjawab, “Saya ingin mengunjungi saudaraku di desa ini.” Malaikat itu bertanya lagi, “Apakah anda mempunya suatu keuntungan yang akan diperoleh darinya?” Ia menjawab, “Tidak. Saya hanya mencintainya karena Allah.” Malaikat itu kemudian berkata, “Saya adalah utusan Allah kepadamu, dan Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu.” (HR. Muslim: 2567)

Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bertamu atau berkunjung agar berbuah rahmat dan kasih sayang:

1 Tidak berkunjung pada waktu-waktu istirahat. Sebagaimana yang tersebut dalam ayat isti’dzan (minta izin) yaitu, sebelum shalat subuh, saat tidur siang dan ba’da shalat isya. (QS. An1 -Nur: 58)

2 Memberitahukan tuan rumah terlebih dahulu dan tidak datang secara mendadak, kecuali karena urusan yang sangat penting. Aisyah radhiyallahu’anha berkata, “Tatkala Nabi diizinkan untuk hijrah ke Madinah, beliau mengagetkan kami, karena datang siang hari. Kemudian Abu Bakr diberitahu akan hal itu, lalu Abu Bakr berkata, “Tidaklah Nabi mendatangi kita di waktu seperti ini, kecuali karena ada sesuatu yang telah terjadi.” (HR. Al-Bukhari: 2138)

3 Mengucapkan salam kepada sahibul bait (tuan rumah) tatkala telah tiba. Jika tuan rumah tidak ada atau ia menyuruh agar kembali, hendaknya sang tamu pulang. (QS. An-Nur: 28)

4 Tidak mengetuk pintu dengan keras. Anas bin Malik berkata: “Sesungguhnya pintu-pintu Nabi hanya diketuk dengan menggunakan kuku.” (HR. Al-Bukhari: 1080)

5 Disunnahkan untuk bersalaman ketika bertamu. Qatadah berkata, “Aku bertanya kepada Anas, ‘Apakah para sahabat Nabi bersalaman?’ Ia menjawab, “Ya.’” (HR. Al-Bukhari:6263). Namun diharamkan untuk menyalami wanita yang bukan mahramnya (HR. Ahmad: 26466, At-Tarmidzi: 1597)

6 Tidak duduk di tempat duduk khusus buat sahibul bait kecuali dengan seizinnya. Rasulullah bersabda: “Janganlah duduk di atas tempat duduk khusus tuan rumahnya, kecuali dengan izinnya.” (HR. Muslim: 673)

7 Tidak diperbolehkan meneliti isi rumah sahibul bait, kecuali jika diizinkan. Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang meneliti rumah orang lain tanpa izin, maka telah halal untuk dicungkil matanya.” (HR. Muslim: 2158)

8 Tidak bercakap-cakap dengan sahibul bait dalam hal yang dilarang syar’i, semisal ghibah atau berbohong untuk membuat orang tertawa. Nabi bersabda: “Celaka bagi orang yang menceritakan sesuatu agar membuat orang lain tertawa. Celaka baginya! Celaka baginya!” (HR. Abu Dawud: 4990)

9 Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, “Kami pernah bersama Rasulullah, kemudian terciumlah bau bangkai yang sangat busuk. Lalu beliau berkata, “Kalian tahu bau apakah ini? Inilah bau orang-orang yang mengghibah orang-orang yang beriman.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari)

10 Tidak mengapa bagi seseorang untuk berbicara sambil menikmati hidangan yang disuguhkan. Ishaq bin Ibrahim berkata, “Saya pernah makan malam bersama Abu Abdillah (Imam Ahmad) dan kerabatnya. Kemudian kami diam, sedangkan beliau makan sambil mengucapkan, ‘Alhamdulillah wa bismillah’. Kemudian ia berkata, ‘Makan dan bertahmid lebih baik daripada makan sambil diam.’” (Al-Adab asy-Syar’iyyah 3/163)

11 Disunnahkan untuk mendoakan tuan rumah yang menghidangkan suguhan, sekalipun air putih. Diantara doa tersebut adalah: “Ya Allah, berilah makan orang yang telah memberiku makan dan berilah minum orang yang telah memberiku minum.” (HR. Muslim: 2055)

“Ya Allah, ampunilah mereka, rahmati mereka, dan berkahilah apa yang Engkau rezekikan kepada mereka.” (HR. Muslim: 2042)

12 Dianjurkan untuk mengucapkan doa kafaratul majelis (penutup majelis) tatkala akan beranjak pulang. Dari Aisyah berkata, “Bahwasanya jika Rasulullah duduk dalam suatu majelis atau shalat, beliau mengucapkan beberapa kalimat.” Maka Aisyah menanyakan tentang kata-kata itu. Beliau menjawab, “Jika berbicara kebaikan maka ia sebagai stempelnya sampai hari kiamat, dan jika bicara yang jelek maka ia sebagai peleburnya yaitu: “Subhanakallahumma wa bihamdika astaghfiruka wa atubu ilaik.” (HR. An-Nasa’i: 1344)

13 Tidak terlalu sering berkunjung atau bertamu, kecuali sahabat karib maka tidak mengapa. Rasulullah bersabda: “Berkunjunglah jarang-jarang, niscaya kecintaan akan bertambah.” (HR. Ibnu Hibban: 620)

Ibnu Baththal berkata, “Jika sahabat karib, tidaklah banyakk kunjungannya kecuali malah menambah kecintaan, berbeda dengan selain mereka.” (Al-fath 10/515)

Walhamdulillah

Bacaan: Mawaddah Vol. 45 Dzulhijjah 1432 H

No comments:

Post a Comment

Selamat datang

My photo
Sumatera Utara, Indonesia
Bismillah... Semoga bermanfaat...
 
Shalihah© 2012 Design by Rockville Iwamura