“Kondisi keuangan kamu minggu ini: harus lebih hemat lagi. Beli yang
di anggap penting aja. Asmara: si dia lagi BT berat sama kamu, so harus
extra care deh. Hari keberuntungan: kamis.”? Warna baju hoki: hijau
terang nggak gelap nggak.”
Seperti inilah kira-kira gambaran ramalan perbintangan yang marak
dimuat di beberapa majalah remaja dan beberapa acara televisi. Masya
Alloh. . . Dan sedihnya sebagian mereka malah percaya dengan hal kayak
gini. Terkadang dengan alasan yang sangat dibuat buat. “Saya nggak
percaya kok. Sekedar baca aja”, ada juga yang mengatakan “Cuma hiburan
aja kok”. Masih banyak hal yang lebih bermanfaat untuk dibaca. Kalo
hiburan, nggak salah neng? Hiburan kok bacanya zodiak. Jaka sembung
ngembus balon, nggak nyambung Non. . .
Inilah realita yang terjadi pada remaja Islam sekarang. Mereka
sholat, membaca Al-Qur’an tetapi tetap saja bodoh dengan mendatangi
tukang tipu sekedar menanyakn nasib mereka. Karena beberapa ahli ramal,
ahli nujum atau apalah namanya (sama saya sih namanya dukun) menjadikan
letak bintang-bintang sebagai bukti akan terjadinya berbagai peristiwa
di bumi. Misalnya mereka mengatakan, barangsiapa menikah dengan orang
yang berbintang ini, maka akan terjadi padanya bencana ini dan itu. Atau
mengatakan, barangsiapa yang lahir pada bulan ini, maka dia tidak cocok
menikah dengan orang yang berbintang itu. Ada juga orang-orang yang
datang, atau sekedar membaca ramalan tentang masa depannya, kapan hari
pernikahannya, dan sebagainya. Padahal siapa saja yang datang kepada
dukun, atau membenarkan perkataan mereka maka dia telah syirik. Sebab
dia telah menjadi pengikut orang-orang yang menyekutukan Allah.
Nah, mari kita bersihkan lagi aqidah kita. Semua jenis zodiak atau
ilmu perbintangan itu tidak benar. Jangan hanya karena apa yang
disampaikan ramalan itu sama dengan yang kita alami, membuat kita
percaya bahwa ramalan itu benar. Karena itu hanyalah kebetulan belaka.
Ketahuilah bahwa segala apapun yang akan terjadi di masa depan, itu
adalah hak Alloh. Tidak ada satupu makhluk yang mengetahuinya.
Allahua’lam
Maroji’ : Kitab Tauhid Dr. Sholih bin Fauzan bin Abdullah
al-Fauzan
No comments:
Post a Comment